Attention “Perhatian”
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
“Psikologi Pendidikan”
Dosen Pengampu :
Drs. Irfan
Burhani. M, Psi.
Di susun oleh :
Dewi
Masitoh
: 9321
046 11
Kelas : F
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2013
ATTENTION (PERHATIAN)
A.
Konsep Dasar
a.
Definisi
Perhatian (Inggris: attention) merupakan salah satu dari
sekian banyak gejala psikologis pada diri manusia. Dalam perhatian tejadi
aktivitas jiwa yang melibatkan otak dan indera. Adapun beberapa definisi
perhatian yang diungkapkan oleh para ahli, sebagai berikut:
Sardjoe berpendapat bahwa, perhatian adalah suatu reaksi dari
organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas dalam
konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek.[1]
Ardhana berpendapat bahwa, perhatian dapat didefinisikan sebagai
suatu proses pemusatan phrase-phrase atau unsur-unsur pengalaman dan
mengabaikan yang lainnya. Kejelasan pengalaman secara relatif tergantung pada
intensitas proses perhatian. Jadi, apabila seseorang memberikan perhatian
terhadap sesuatu berarti ia memusatkan kegiatan jiwanya kepada obyek tersebut
dan tidak ada objek lainnya. [2]
Bimo Walgito berpendapat bahwa, perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek. [3]
Kartini Kartono berpendapat bahwa, Perhatian merupakan suatu reaksi
dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya
konsemtrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek.[4]
Sumadi Suryabrata mengemukakan pengertian perhatian sebagai perhatian dan
pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada suatu objek, dan perhatian terhadap
sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukannya.[5]
Menurut Ramayulis (1994:175), bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor
psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses belajar
mengajar. Kondisi psikologis ini dapat terbentuk melalui dua hal, yaitu
pertama, yang timbul secara intrinsik, dan yang kedua melalui bahan pelajaran
(content). Peranan perhatian terdapat dalam proses belajar
diungkapkan dalam Al-Qur’an QS. Al-‘Araf 204, Ibrahim 24-25.[6]
Menurut Jalaludin Rahmat (2000:52), perhatian adalah proses mental ketika
stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli
lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah
satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera
yang lain.[7]
Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) “Perhatian adalah Keaktifan peningkatan
kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang
sesuatu, baik yang di dalam maupun yang ada di luar.[8]
Menurut Matlin (1989), bawa perhatian adalah proses konsentrasi pikiran
atau pemusatan aktivitas mental. Proses perhatian melibatkan pikiran pada tugas
tertentu, sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu, perhatian
juga menuju paa proses pengamatan beberapa pesan sekaligus, kemudin
mengabaikannya kecuali pada satu pesan ( Suharman, 2005:40).
William James ( 1890), bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran dalam
bentuk jernih dan gamblang, terhadap suatu objek simultan atau kelompok
pikiran. Perhatian mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lainnya
secara efektif (Solso, 1979: 90-91). [9]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah merupakan salah satu
faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam
maupun dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar
yang memerankan aktivitas, konsentrasi, dan kesadaran. Yang berasal dari dalam adalah faktor biologis,
sosial, kebiasaan, konsentrasi,
kesadaran, stimulus serta kemauan, sedangkan yang berasal dari luar adalah gerakan dan
lingkungan.
b.
Tokoh
Tokoh-tokoh teori individualism, Adam Smith (1759) dan Herbert Spencer
(1870) menerangkan Prinsip-prinsip perhatian untuk menerangkan
tindakan-tindakan yang semata-mata mengejar keuntungan sendiri atas dasar
pikiran, tetapi juga dikemudikan oleh perhatian terhadap orang lain, yang tanpa
itu sebenarnya kehidupan sosial itu tidak mungkin ada. Adam
Smith membedakan dua bentuk dasar daripada perhatian :
1. Yang menimbulkan respons yang cepat hampir seperti reflex. Misalnya: Kalau
kita melihat orang dipukul tongkat dengan keras kita merasa ngeri.
a. Bila kita melihat pemain akrobat yang sedang berjalan di atas tali yang
tinggi,kita merasa tegang.
b. Jika melihat demontrasi terjun paying yang tidak mengembang, kita
memejamkan mata.
2. Yang sifatnya lebih intelektual kita dapat perhatian terhadap seseorang,
meskipun kita tidak merasakan sebagai yang ia rasakan. Kita akan mengucapkan
syukur dan menyatakan perhatian bila seseorang berhasil dalam usahanya,
walaupun kita sendiri tidak berhasil atau susah.
Menurut Herbert Spencer
(1870) bahwa perhatian terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Prespectively presentative yang cepat seperti reflex.
2. Representative (yang sadar
refleksif).
Theodore
Ribot (1897) pengarang buku yang berjudul Psychology of the
Emotion, ia menekankan pada peranan perhatian yang dikatakan
sebagai a foundation of all social existence. Ribot membagi
perhatian menjadi 3, yaitu :
1. Type primitive atau otomatis, yang dapat diterangkan dengan
respon bersyarat.
2. Refleksif, yang mana seseorang sadar dalam dirinya terhadap keadaan
jiwanya. Ia tahu, bahwa ia merasa apa yang dirasakan orang lain, biarpun ia
sendiri tidak mengalaminya.
3. Type yang intelektual, yaitu rasa setia, rasa toleran, dan philantropi:
bentuk ini tidak diarahkan pada orang tertentu, tetapi mempunyai corak-corak
yang lebih umum dan abstrak.
Menurut Max Scheler
perhatian itu dibagi dalam delapan bentuk, yaitu:
1. Einfuhlung, yaitu proses yang
primitif, proses refleks sepertiyang dikatakan oleh Smith, Spencer, Ribot, dan
lain-lain. Jika diterjemahkan dalam bahasa inggris mungkin dengan kata: empathy
yang menunjukan motor tiruan, yang tidak didasarkan padadasar pikiran.
2. Meiteinander fuhlung. Yang menekankan pada
pengertian “perasaan spontan” yaitu kalau dua orang atau lebih bereaksi dengan
cara yang sama pada rangsangannya yang sama (misalnya reaksi yang diberikan
penonton bioskop).
3. Gefuhls anstechung. Menunjukan
tertekannya perasaan melalui induksi dan tidak sosial seperti mobs.
4. Einsfuhlung.Yaitu kalau terjadi
pengamatan perasaan misalkan anak bermain boneka mengamati ibunya.
5. Nachfuhlung. Ini lebih
disadari dan dibedakan seperti pernyataan: “saya tahu apa yang engkau rasakan”.
Dalam hal semacam ini kita dapat membedakan dengan jelas perasaan kita sendiri
dengan perasaan orang lain.
6. Mitgefuhl. Yaitu bila orang
dapat dengan tepat menimbang perasaan orang lain dan biasanya menilainya secara
positif.
7. Menshenliebe. Yaitu kalau orang
tidak hanya mengetahui keadaan jiwa orang lain, tetapi menaruh hormat
kepadanya.
8. Akomische Person und Gottes liebe. Yaitu perhatian yang mistis yang menjadi dasar religi dan pandangan
hidup kesatuan jiwa dengan Tuhan.
Jadi menurut Prof. F.
Patty dkk menyimpulkan bahwa perhatian harus bertumpu / fokus pada satu objek
agar perhatian tersebut dapat menghasilkan out put atau informasi yang jelas.
Dengan demikian kecepatan dan kemudahan menemukan informasi akan dapat
diperoleh.[10]
Groover menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan
adalah perhatian (attention). [11]
B.
Pentingnya Perhatian Dalam Pembelajaran Tersebut
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian
terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Dengan adanya perhatian terhadap
individu yang sedang belajar maka otomatis individu tersebut semakin terdorong,
untuk belajar Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi
untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap
pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya.
Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya,
kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari
peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses
lebih lanjut di antara sekian banyak stimulus yang datang dari luar. Perhatian
dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan
diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan
fokus pada masalah yang harus diselesaikan. [12]
C.
Proses Perhatian
Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran dan tugas tertentu sambil
berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu/tidak relevan. Atensi juga
terpengaruh oleh perbedaan usia, terutama pada masa anak. Perhatian dapat
dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang
lain. Proses perhatian kadang-kadang tidak berjalan atas dasar logis rasional,
melainkan berdasakan penilaian perasaan. Salah satu contohnya orang tiba-tiba
tertarik dengan orang lain, seakan-akan dengan sendirinya. Tertariknya ini
tidak pada salah satu ciri tertentu dengan orang itu, tapi keseluruhan cirri
pola tingkah lakunya. Proses perhatian dapat pula berjalan secara
perlahan-lahan secara sadar dan cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih
orang. Misalnya hubungan cinta kasih antara manusia, biasanya didahului dengan
perhatian. Dengan demikian perhatian hanya akan berlangsung dan berkembang
dalam relasi kerja sama ana orang atau lebih, bila terdapat saling pengertian[13]
Atensi dapat merupakan
proses sadar maupun tidak sadar.
1.
Proses otomatis tidak melibatkan kesadaran, misalkan mengarahkan pandangan pada rangsang yang menarik secara kognisi. Memperhatikan secara otomatis dilakukan tanpa bermaksud untuk
memperhatikan suatu hal. Perhatian terhadap suatu hal atau tindakan dapat
dibentuk sehingga menjadi otomatis (otomatisasi) melalui latihan dan frekuensi
melakukan tindakan tersebut.
2.
Proses terkendali
biasanya dikendalikan oleh kesadaran, bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat
mengarahkan atensi secara terkendali. Biasanya proses terkendali membutuhkan
waktu lebih lama untuk dilakukan, karena dilakukan secara bertahap.
Proses pembiasaan terhadap suatu hal selain membentuk proses otomatisasi, namun juga membentuk habituasi yang justru menyebabkan atensi menjadi berkurang pada hal-hal berkaitan
yang tidak menjadi fokus dari pembiasaan. Penginput data di komputer lebih
memperhatikan poin informasi yang biasa diinputnya, namun kadang-kadang luput
membaca informasi yang berbeda dari
biasanya. Proses pembiasaan tidak hanya menjalankan tugas atensi, namun juga
tugas-tugas lainnya seperti motorik, mengingat dan lain-lain.
Manusia menerima stimulus baik dari luar maupun dalam tubuhnya. Bagian
tubuh yang menerima stimulus tersebut disebut reseptor. Terdapat 5 jenis indera
tubuh manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, dan bau.
Reseptor pendengaran (audio) menerima 15-19% informasi dari seluruh informasi
yang diterima dan sebagian besar, yaitu 80% informasi, diterima manusia melalui
penglihatan (visual).
Stimulus yang diterima oleh indera tubuh manusia kemudian diteruskan
menjadi persepsi. Persepsi merupakan tahap kognitif dimana manusia menyadari
sensasi yang disebabkan oleh stimulus dan interpretasi informasi dari
pengalaman atau pengetahuannya (Groover, 2007). Proses persepsi terdiri dari
dua tahap, yaitu deteksi dan rekognisi. Deteksi terjadi pada saat manusia
menyadari adanya stimulus (bottom up processing), dan rekognisi terjadi
ketika manusia menginterpretasikan arti dari stimulus tersebut serta
mengidentifikasinya dengan pengalaman/pengetahuan sebelumnya (top down
processing).
Stimulus yang diterima oleh sistem indera tubuh kemudian diterima manusia
sebagai informasi dan disimpan dalam ingatan sensori. Ingatan ini memengaruhi
persepsi manusia dan kemudian menjadi ingatan kerja (ingatan jangka pendek).
Informasi baru dijaga dalam ingatan dengan adanya proses mental dan kemudian
disimpan dalam ingatan jangka panjang. Dari hal tersebut maka dapat dilihat
apakah perhatian seseorang dapat tertangkap oleh memori atau tidak. [14]
Penyesuaian perhatian terhadap suatu perangsang mempunyai tiga bentuk,
yaitu sengaja, tidak sengaja, dan habitual. Perhatian dapat dipusatkan
pada sat kondisi badan, seperti: lapar, haus, sakit, dan suhu badan. Istilah “habitual”
menunjukkan pada kecenderungan individu untuk memperhatikan kekuatan merangsang
jenis tertentu dalam setiap keadaan lingkungan dengan meninggalkan
perangsang-perangsang lainnya. Memperpanjang perhatian akan menimbulkan
kelelahan dan kebosanan di antara anak-anak atau orang yang lebih tua yang
tigdak dimotivasi oleh minat atau keinginan yang besar untuk mencapai suatu
tujuan khusus.[15]
D.
Teori Tentang Perhatian
Teori perhatian, pada awalnya teori perhatian menyatakan pada setiap
individu hanya sanggup memproses sejumlah informasi yang sangat terbatas pada
suatu waktu. Teori ini didasarkan pada konsep leher botol (Bottle neck
concept). Namun, pada dewasa ini teori ini banyak dikritik oleh banyak
orang, sebab dalam kenyataannya kaasitas perhatian individu sangat fleksibel
dan sangat bergantung pada jenis tugas dan banyak latihanyang pernah dilakukan.
Contohnya setelah satu semester seorang mahasiswa melakukan perkuliahan aktif
di kelas, malka ia dapat memahami dan mendengarkan penjelasan dosen juga
mencatat hal-hal penting di buku daam waktu bersamaan. Meskipun pada awalnya
pekerjaan ini sukar dilakukan oleh mahasiswa. (Suherman, 2005: 42)
a. Teori filter (Filter Theory)
Menurut anggpan teori
ini, seleksi terjadi pada perhatian berlangsung pada tahap awal pemprosesan (input)
bukan pada tahap terakhir, yakni pada saat orang akan merespon.
1. Switch Model
Broadbent (1958) , menyatakan teori ini sebuah model bahwa
proses perhatian berlangsung seperti tombol untuk menghidupkan dn mematikan.
Jadi, perhatian hanya dapat memusat pada stimulus sementara stimulus yang lain
diabaikan dalam waktu yang sama.
2. Attenuator Model
Anne Treismen (1960), mengungkapkan teori seleksi di awal atas
dasar berbagai macam tombol mekanik yang digunakan. Jadi proses perhatian
bekerja pada saat respon keluaran (output)bukan pada saat proses (input). Semua
informasi dianggap dapat membangkitkan ingatan jangka panjang.
b. Teori Kapasitas (Capacity Theory)
Teori perhatian
didasarkan pada asumsi bahwa individu memiliki keterbatasan kemampuan dalam
proses masukkan informasi yang sangat banyak. Teori ini mencoba mendekati
hal-hal tersebut bahwa bahwa sumber kognitif ini terbatas. Proses perhatian
adalah menetukan yang mana diantara tugas itu yang harus diselesaikan dan
seberapa baik tugas itu dapat diselesaikan. (Ellis dan Hunt, 1993, dalam
Suhernan, 2005: 45-46)[16]
Dalam artikel lain
disebutkan teori perhatian, diantaranya sebagai berikut:
1. Teori Hambatan (Bottleneck Theory)
Teori hambatan menggambarkan proses yang menggunakan saringan untuk
memblokir satu saluran sementara yang lain memproses informasi.
2. Teori Daya Tahan (Capacity Theory)
baik teori hambatan dan teori daya tahan diperlukan untuk menjelaskan
baik teori hambatan dan teori daya tahan diperlukan untuk menjelaskan
beberapa tugas saling mengganggu satu sama lain,dan yang lainnya tidak.
3. Teori banyak mode (multimode theory)
teori banyak mode tentang perhatian didasarkan pada dua teori sebelumya dan menambah dimensi baru yang disebut, "mode seleksi." mode seleksi dapat dilihat pada sebuah kontinum dengan "modus awal" pada salah satu ujungnya dan "modus akhir" di sisi lain.
teori banyak mode tentang perhatian didasarkan pada dua teori sebelumya dan menambah dimensi baru yang disebut, "mode seleksi." mode seleksi dapat dilihat pada sebuah kontinum dengan "modus awal" pada salah satu ujungnya dan "modus akhir" di sisi lain.
4. Model Treisman’s ( Cherry: 1953 & Moray : 1959 ) bagaimana subjek boleh mendengar perkataan bayang jika saluran tidak memeberi perhatian
5. Model Pemilihan Ingatan adalah stimuli yang mempunyai kombinasi
yang tertinggi dan dengan itu dipilih untuk pemprosesan seterusnya.
6. Teori Keupayaan yaitu usaha mental yang dipengaruhi oleh bentuk tugas atau aktivitas.[17]
E. Hubungan Antar Perhatian
a.
Faktor Yang Mempengaruhi
Perhatian dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Adapun
faktor yang mempengaruhi perhatian, antara lain:
1.
Pembawaan:
Berdasarkan pembawaan seseorang maka ada orang yang sukar memusatkan
perhatiannya kepada obyek tertentu dan demikian pula halnya ada orang yang
mudah mengkonsentrasikan perhatiannya kepada sesuatu obyek tertentu.
2.
Keadaan
jasmani: Hal ini dapat berpengaruh terhadap perhatian, seperti sakit atau lelah
akan sukar untuk memusatkan perhatiannya kepada suatu obyek tertentu.
3.
Kebutuhan:
Hal tersebut akan memunculkan perhatian terhadap obyek yang diperlukan.
Kebutuhan adalah suatu motif atau dorongan bagi seseorang, dan dorongan
tersebut mempunyai tujuan yang harus dicapai. Sehingga untuk mencapai tujuan
itu, disamping memerlukan perhatian juga memerlukan perasaan dan kemauan.
4.
Keadaan
alam sekitar: Hal ini memengaruhi timbulnya perhatian seseorang terhadap obyek
tertentu, seperti: kekacauan, keindahan, keributan, dan lain sebagainya.
5.
Kemauan:
Kemauan yang kuat akan memaksa seseorang untuk memusatkan perhatiannya kepada
objek tertentu.
6.
Kesan-kesan
dari luar: perangsang yang kuat yang datang dari luar dengan tiba-tiba menerik
perhatian seseorang. [18]
7.
Faktor
Usia: Menurut Winckuns ( Astuti, 2008: 24), berpengaruh dalam kemampuan
konsentrasi individu.
8.
Faktor
Psikologis: Eyesenk dan Byernel( Stermberg, 2008: 90), berpengaruh pada kondisi
emosi, minat terhadap stimulus target yang sama besarnya dengan minat terhadap
stimulus pengaruh tingkat kesulitan tugas perhatian tertentu.
9.
Faktor
pengetahuan dan pengalaman: Triesman dan Galade ( (Astuti, 2008: 24), hal
tersebut berperan dalam usahauntuk meningkatan pusat perhatian.
10.
Asupan
gizi: Suemantri (Astuti, 2008: 24), faktor gizi mempengaruhi rendahnya
konsentrasi. [19]
Adapun faktor lain yang mempengaruhi pemusatan perhatian
berdasarkan rangsangan, antara lain:
1.
Perubahan,
perubahan perangsang merupakan salah satu hal yang mendapatkan perhatian tidak
sengaja yang terkuat.
2.
Besarnya
obyek, suatu obyek yang ukuran besarnya abnormal cenderung untuk menarik
perhatian.
3.
Intensitas
perangsang, Semakin kuat perangsang, mka semakin kuat pula kecenderungan kita
untuk memperhatikan obyek tersebut.[20]
4.
Perangsang
yang berulang-ulang, perulangan menjadi hal yang menrikperhatian, contoh:
perulangan suara atau sinar dalam frekuensi yang sering.
5.
Benda
yang bergerak, suatu benda yang bergerak cenderung menarik perhatian
dibandingkan dengan benda yang diam.
6.
Hal
yang tidak biasa (mencolok), Hal-hal yang tidak biasa dalam lingkungan kita
maka akan menimbulkan suatu perhatian yang besar bagi orang lain.
7.
Situasi
sosial, Perhatian seseorang dapat diarahkan oleh orang lain terhadap sesuatu
yang biasanya tidak diperhatikan olehnya.[21]
b.
Faktor Yang Dipengaruhi
Perhatian dapat mempengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Adapun
faktor yang dipengaruhi perhatian, antara lain:
1. Minat, yaitu suatu keadaan diman ssesorang mempunyai perhatian spontan akan
timbul sehingga belajar dapat berlagsung dengan baik.
2. Pengetahuan, yaitu untuk mengetahui pada diri seseorang maka sangat
diperlukan adanya pengetahuan atau informasi tentang kegiatan atau objek yang
diminatinya.
3. Pengamatan, adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera.
4. Tanggapan, yaitu gambaran pengamatan yang ditinggal dikesadaran sesudah
mengamati.
5. Persepsi, yaitu menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak
manusia.
6. Ingatan (memory), yaitu kemampuanpada manusia untuk menyimpan dan
menimbulkan kembali ap yang pernah dialami.
7. Motivasi, yaitu sutu hasrat keinginan dan minat yang timbul pada diri
seseorang terhadap objek tertentu.
9. Keaktifan, yaitu Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai
kemauan dan aspirasinya sendiri.[22]
F. Macam-Macam
Perhatian
Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang
membutuhkan kerja mental dan konsentrasi. Adapun beberapa bentuk perhatian
berdasarkan jenis masing-masing, antara lain:
Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, maka perhatian dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
1. Perhatian spontan, yaitu perhatian yang
timbul secara sendirinya dengan spontan. Perhatian ini berkaitan erat dengan
minat individu.
2. Perhatian tidak spontan, yaitu oerhatian yang ditimbulkan dengan sengaja karena itu harus ada
kemauan untuk menimbulkannya.
3.
Perhatian selektif
(Selective Attention)
Perhatian selektif
terdapat pada situasi dimana seseorang memantau beberapa sumber informasi
sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu sumber informasi yang
paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi
perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima
informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan
memberikan perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling
memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi
yang paling penting
Dilihat dari banyaknya
objek , maka dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Perhatian yang sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya dap memperhatikan sedikit
objek
2. Perhatian yang luas, yaitu individu pada
suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek pada suatu saat sekaligus.
Dilihat dari banyaknya objek, maka perhatian dapat dibagi menjadi dua,
yaitu perhatian terfokus dan perhatian terbagi:
1. Perhatian terfokus (Focused Attention)
Perhatian terfokus
mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus
fokus pada satu input saja selama selang waktu tertentu. Penerima informasi
berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan
lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan
arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih
mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.
2. Perhatian
terbagi (Divided Attention)
Perhatian terbagi
terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai
sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus.
Dilihat dari fluktuasi perhatian, maka perhatian dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)
Perhatian terus menerus
dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka
waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima
informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.
2. Kurang perhatian (Lack of Attention)
Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak
berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh
kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan
situasi kurang perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit
membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi
dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki pencahayaan
yang buruk.
G.
Fungsi Perhatian
Menurut Stermburg (2008: 72), adapun fungsi dari perhatian secara
singkat seperti berikut:
1.
Pendektsian
sinyal individu dalam mendeteksi penempatan stimulus tertentu
2.
Penelusuran
individu secara aktif terlibat dalam pencarian stimulus target secara aktif
3.
Dalam
perhatian selektif individu memilih untuk mengikuti sejumlah stimulus dan
mengabaikan stimulus yang lain
4.
Membagi
perhatian secara terstruktur .[23]
H.
Cara Mengontrol Perhatian
Sebagaimana fungsi-fungsi psikis yang lain, maka perhatianpun dapat
diketahu dengan berbagai cara. Adpun cara untuk mengetahui perhatian adalah
sebagai berikut:
1.
Test
burdon, tes ini terdiri dari huruf-huruf, gambar-gambar, angka-angka.
2.
Test
Grunbaum, tes mencari bilangan terbesar dan terkecil.[24]
3.
Test
kraepelin, tes yang berwujud sedaretan angka dan testee ditugaskan untuk
mengumpulkan dan menjumlahkan angka-angka yang berdekatan.[25]
I.
Gangguan Perhatian
Salah satu gangguan dari perhatian adalah Attention deficit disorder (ADD) yang biasa
diterjemahkan menjadi gangguan perhatian definisi menurut ensiklopedia bebas Wikipedia, merupakan
salah satu dari tiga subtipe dari attention-deficit hyperactivity
disorder (ADHD). Attention deficit disorder mirip dengan
subtipe lain ADHD yang ditandaidengan oleh kurangnya
perhatian, gangguan konsentrasi, disorganisasi, penundaan, dan
pelupa, di mana hal itu berbeda dalam kelesuan, kelelahan , dan mengalami
gejala lebih sedikit atau tidak ada hiperaktif atau impulsif khas ADHD subtipe
lainnya.[26]
J. Gejala kekurangan Perhatian
Terdapat
beberapa gejala kekurangan perhatian, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Sering gagal untuk memberikan perhatian dekat dengan rincian atau membuat
kesalahan ceroboh di sekolah, pekerjaan, atau kegiatan lainnya
2.
Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas
atau kegiatan bermaian
3.
Sering tampaknya tidak mendengarkan bila diajak bicara secara
langsung
4.
Sering tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal menyelesaikan
tugas sekolah, pekerjaan, atau tugas-tugas di tempat kerja
5.
Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan dan pelupa
6.
Sering menghindari, tidak suka, atau enggan untuk terlibat dalam
tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental berkelanjutan
7.
Sering kehilangan hal yang diperlukan untuk tugas-tugas atau
kegiatan (misalnya mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat)
Daftar Pustaka
Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:
Andi Offset, 1981.
Kartini Kartono. Psikologi Umum. Bandung:
Mandar Maju, 1996
Mansyur. Pengantar Ilmu jiwa Fenomologi. Bandung:
Jemmars, 1983.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,
1998.
Sardjoe. Psikologi
Umum. Pasuruan: PT Garuda Buana Indah,
1994.
Satiadarma. Persepei Orang Tua Membentuk Perilaku Anak.
Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2001.
Wayan Ardhana dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya:
Usaha Nasional, 1963.
http://forumgurunusantara.blogspot.com/2012/10/pengertian-perhatian-dan-macam-macam.html (diakses pada tanggal 13 Mei 2013).
http://id.wikipedia.org/wiki/Atensi (di akses pada tanggal 13 Mei 2013
http://karimpamelacms.blogspot.com/2012/04/makalah-psikologi-umum-s1.html (diakses pada tanggal 15 Mei 2013
http://pipidcullen.blogspot.com/2012/12/proposal-skripsi-pengaruh-perhatian.html (diakses pada tanggal 30 Mei 2013)
http://www.referensimakalah.com/2013/03/pengertian-perhatian-konselor.html (diakses pada tanggal 15 Mei 2013)
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07410029-zulfikar-farizi.ps(diakses pada tanggal 02 Mei
2013).
Http://Erickburhaein.Blogspot.Com/2010/11/Teori-Kegiatan-Definisi-Attention.Html (di akses pada tanggal 30 Mei 2013).
http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/ (diakses pada tanggal 08 Juni2013)
http://peksosjatim.blogspot.com/2013/02/gangguan-konsentrasi-sebagai-salah-satu.html (diakses pada tanggal 08 Juni 2013)
http://psychcentral.com/disorders/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd-symptoms/ diakses pada tanggal 08 Juni 2013)
[1] Sardjoe, Psikologi
Umum, (Pasuruan: PT Garuda Buana Indah, 1994), 217.
[2] Wayan Ardhana
dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, (Surabaya: Usaha Nasional,
1963), 74.
[3] Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset:1981), 56.
[4] Kartini
Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), 111.
[5]http://www.referensimakalah.com/2013/03/pengertian-perhatian-konselor.html
(diakses pada tanggal 15 Mei 2013)
[6] Ramayulis, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta Pusat: Kalam Mulia, 1998), 175-176.
[7]NurulAmaliah,http://forumgurunusantara.blogspot.com/2012/10/pengertian-perhatian-dan-macam-macam.html
(diakses pada tanggal 13 Mei 2013).
[8] http://pipidcullen.blogspot.com/2012/12/proposal-skripsi-pengaruh-perhatian.html
(diakses pada tanggal 30Mei 2013)
[9] http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07410029-zulfikar-farizi.ps (diakses pada tanggal 02
Mei 2013).
[10]http://karimpamelacms.blogspot.com/2012/04/makalah-psikologi-umum-s1.html
(diakses pada tanggal 15 Mei 2013)
[13] http://karimpamelacms.blogspot.com/2012/04/makalah-psikologi-umum-s1.html (diakses pada
tanggal 15 Mei 2013)
[15] Wayan Ardhana
dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, (Surabaya: Usaha Nasional,
1963), 74
[16]
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07410029-zulfikar-farizi.ps (diakses pada tanggal 02 Mei 2013).
[17] Http://Erickburhaein.Blogspot.Com/2010/11/Teori-Kegiatan-Definisi-Attention.Html (di akse pada tanggal 30 Mei 2013).
[18] Ibid.,
221-222.
[19] http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07410029-zulfikar-farizi.ps (diakses pada tanggal 02 Mei 2013).
[20] Satiadarma,
Persepei Orang Tua Membentuk Perilaku Anak, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2001), 58.
[21] Wayan Ardana
dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, 75-78.
[23] http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07410029-zulfikar-farizi.ps
(diakses pada tanggal 02 Mei 2013).
[24] Sardjoe, Psikologi.,
222-223.
[25] Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi., 59.
[26] http://peksosjatim.blogspot.com/2013/02/gangguan-konsentrasi-sebagai-salah-satu.html
(diakses pada tanggal 08 Juni 2013)
[27] http://psychcentral.com/disorders/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd-symptoms/
diakses pada tanggal 08 Juni 2013)