Kamis, 22 Mei 2014

Attention "perhatian"

Attention Perhatian

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Drs. Irfan Burhani. M, Psi.



Di susun oleh :

Dewi Masitoh              :  9321 046 11

Kelas                           :  F



JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) KEDIRI

2013





ATTENTION (PERHATIAN)



A.  Konsep Dasar

a.    Definisi

Perhatian (Inggris: attention) merupakan salah satu dari sekian banyak gejala psikologis pada diri manusia. Dalam perhatian tejadi aktivitas jiwa yang melibatkan otak dan indera. Adapun beberapa definisi perhatian yang diungkapkan oleh para ahli, sebagai berikut:

Sardjoe berpendapat bahwa, perhatian adalah suatu reaksi dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas dalam konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek.[1]

Ardhana berpendapat bahwa, perhatian dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemusatan phrase-phrase atau unsur-unsur pengalaman dan mengabaikan yang lainnya. Kejelasan pengalaman secara relatif tergantung pada intensitas proses perhatian. Jadi, apabila seseorang memberikan perhatian terhadap sesuatu berarti ia memusatkan kegiatan jiwanya kepada obyek tersebut dan tidak ada objek lainnya. [2]

Bimo Walgito berpendapat bahwa, perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. [3]

Kartini Kartono berpendapat bahwa, Perhatian merupakan suatu reaksi dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsemtrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek.[4]

Sumadi Suryabrata mengemukakan pengertian perhatian sebagai perhatian dan pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada suatu objek, dan perhatian terhadap sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukannya.[5]

Menurut Ramayulis (1994:175), bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam proses belajar mengajar. Kondisi psikologis ini dapat terbentuk melalui dua hal, yaitu pertama, yang timbul secara intrinsik, dan yang kedua melalui bahan pelajaran (content). Peranan perhatian terdapat dalam proses belajar diungkapkan dalam Al-Qur’an QS. Al-‘Araf 204, Ibrahim 24-25.[6]

Menurut Jalaludin Rahmat (2000:52), perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.[7]

Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) “Perhatian adalah Keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang di dalam maupun yang ada di luar.[8]

Menurut Matlin (1989), bawa perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental. Proses perhatian melibatkan pikiran pada tugas tertentu, sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu, perhatian juga menuju paa proses pengamatan beberapa pesan sekaligus, kemudin mengabaikannya kecuali pada satu pesan ( Suharman, 2005:40).

William James ( 1890), bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran dalam bentuk jernih dan gamblang, terhadap suatu objek simultan atau kelompok pikiran. Perhatian mengimplikasikan adanya pengabaian objek-objek lainnya secara efektif (Solso, 1979: 90-91). [9]

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol, baik dari dalam maupun dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi belajar mengajar yang memerankan aktivitas, konsentrasi, dan kesadaran. Yang berasal dari dalam adalah faktor biologis, sosial, kebiasaan, konsentrasi, kesadaran, stimulus serta kemauan, sedangkan yang berasal dari luar adalah gerakan dan lingkungan.



b.   Tokoh

Tokoh-tokoh teori individualism, Adam Smith (1759) dan Herbert Spencer (1870) menerangkan Prinsip-prinsip perhatian untuk menerangkan tindakan-tindakan yang semata-mata mengejar keuntungan sendiri atas dasar pikiran, tetapi juga dikemudikan oleh perhatian terhadap orang lain, yang tanpa itu sebenarnya kehidupan sosial itu tidak mungkin ada. Adam Smith membedakan dua bentuk dasar daripada perhatian :

1.    Yang menimbulkan respons yang cepat hampir seperti reflex. Misalnya: Kalau kita melihat orang dipukul tongkat dengan keras kita merasa ngeri.

a.    Bila kita melihat pemain akrobat yang sedang berjalan di atas tali yang tinggi,kita merasa tegang.

b.    Jika melihat demontrasi terjun paying yang tidak mengembang, kita memejamkan mata.

2.    Yang sifatnya lebih intelektual kita dapat perhatian terhadap seseorang, meskipun kita tidak merasakan sebagai yang ia rasakan. Kita akan mengucapkan syukur dan menyatakan perhatian bila seseorang berhasil dalam usahanya, walaupun kita sendiri tidak berhasil atau susah.

Menurut Herbert Spencer (1870) bahwa perhatian terdiri dari dua bentuk, yaitu :

1.    Prespectively presentative yang cepat seperti reflex.

2.    Representative (yang sadar refleksif).

Theodore Ribot (1897) pengarang buku yang berjudul Psychology of the Emotion, ia menekankan pada peranan perhatian yang dikatakan sebagai a foundation of all social existence. Ribot membagi perhatian menjadi 3, yaitu :

1.      Type primitive atau otomatis, yang dapat diterangkan  dengan respon bersyarat.

2.      Refleksif, yang mana seseorang sadar dalam dirinya terhadap keadaan jiwanya. Ia tahu, bahwa ia merasa apa yang dirasakan orang lain, biarpun ia sendiri tidak mengalaminya.

3.      Type yang intelektual, yaitu rasa setia, rasa toleran, dan philantropi: bentuk ini tidak diarahkan pada orang tertentu, tetapi mempunyai corak-corak yang lebih umum dan abstrak.

Menurut Max Scheler perhatian itu dibagi dalam delapan bentuk, yaitu:

1.      Einfuhlung, yaitu proses yang primitif, proses refleks sepertiyang dikatakan oleh Smith, Spencer, Ribot, dan lain-lain. Jika diterjemahkan dalam bahasa inggris mungkin dengan kata: empathy yang menunjukan motor tiruan, yang tidak didasarkan padadasar pikiran.

2.       Meiteinander fuhlung. Yang menekankan pada pengertian “perasaan spontan” yaitu kalau dua orang atau lebih bereaksi dengan cara yang sama pada rangsangannya yang sama (misalnya reaksi yang diberikan penonton bioskop).

3.      Gefuhls anstechung. Menunjukan tertekannya perasaan melalui induksi dan tidak sosial seperti mobs.

4.      Einsfuhlung.Yaitu kalau terjadi pengamatan perasaan misalkan anak bermain boneka mengamati ibunya.

5.      Nachfuhlung. Ini lebih disadari dan dibedakan seperti pernyataan: “saya tahu apa yang engkau rasakan”. Dalam hal semacam ini kita dapat membedakan dengan jelas perasaan kita sendiri dengan perasaan orang lain.

6.      Mitgefuhl. Yaitu bila orang dapat dengan tepat menimbang perasaan orang lain dan biasanya menilainya secara positif.

7.      Menshenliebe. Yaitu kalau orang tidak hanya mengetahui keadaan jiwa orang lain, tetapi menaruh hormat kepadanya.

8.      Akomische Person und Gottes liebe. Yaitu perhatian yang mistis yang menjadi dasar religi dan pandangan hidup kesatuan jiwa dengan Tuhan.

Jadi menurut Prof. F. Patty dkk menyimpulkan bahwa perhatian harus bertumpu / fokus pada satu objek agar perhatian tersebut dapat menghasilkan out put atau informasi yang jelas. Dengan demikian kecepatan dan kemudahan menemukan informasi akan dapat diperoleh.[10]

Groover menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian (attention). [11]



B.  Pentingnya Perhatian Dalam Pembelajaran Tersebut

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya perhatian terhadap individu yang sedang belajar maka otomatis individu tersebut semakin terdorong, untuk belajar  Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimulus yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan. [12]



C.  Proses Perhatian

Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran dan tugas tertentu sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu/tidak relevan. Atensi juga terpengaruh oleh perbedaan usia, terutama pada masa anak. Perhatian dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Proses perhatian kadang-kadang tidak berjalan atas dasar logis rasional, melainkan berdasakan penilaian perasaan. Salah satu contohnya orang tiba-tiba tertarik dengan orang lain, seakan-akan dengan sendirinya. Tertariknya ini tidak pada salah satu ciri tertentu dengan orang itu, tapi keseluruhan cirri pola tingkah lakunya. Proses perhatian dapat pula berjalan secara perlahan-lahan secara sadar dan cukup nyata dalam hubungan dua atau lebih orang. Misalnya hubungan cinta kasih antara manusia, biasanya didahului dengan perhatian. Dengan demikian perhatian hanya akan berlangsung dan berkembang dalam relasi kerja sama ana orang atau lebih, bila terdapat saling pengertian[13]

Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar.

1.       Proses otomatis tidak melibatkan kesadaran, misalkan mengarahkan pandangan pada rangsang yang menarik secara kognisi. Memperhatikan secara otomatis dilakukan tanpa bermaksud untuk memperhatikan suatu hal. Perhatian terhadap suatu hal atau tindakan dapat dibentuk sehingga menjadi otomatis (otomatisasi) melalui latihan dan frekuensi melakukan tindakan tersebut.

2.       Proses terkendali biasanya dikendalikan oleh kesadaran, bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat mengarahkan atensi secara terkendali. Biasanya proses terkendali membutuhkan waktu lebih lama untuk dilakukan, karena dilakukan secara bertahap.

Proses pembiasaan terhadap suatu hal selain membentuk proses otomatisasi, namun juga membentuk habituasi yang justru menyebabkan atensi menjadi berkurang pada hal-hal berkaitan yang tidak menjadi fokus dari pembiasaan. Penginput data di komputer lebih memperhatikan poin informasi yang biasa diinputnya, namun kadang-kadang luput membaca informasi yang berbeda dari biasanya. Proses pembiasaan tidak hanya menjalankan tugas atensi, namun juga tugas-tugas lainnya seperti motorikmengingat dan lain-lain.

Manusia menerima stimulus baik dari luar maupun dalam tubuhnya. Bagian tubuh yang menerima stimulus tersebut disebut reseptor. Terdapat 5 jenis indera tubuh manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, dan bau. Reseptor pendengaran (audio) menerima 15-19% informasi dari seluruh informasi yang diterima dan sebagian besar, yaitu 80% informasi, diterima manusia melalui penglihatan (visual).

Stimulus yang diterima oleh indera tubuh manusia kemudian diteruskan menjadi persepsi. Persepsi merupakan tahap kognitif dimana manusia menyadari sensasi yang disebabkan oleh stimulus dan interpretasi informasi dari pengalaman atau pengetahuannya (Groover, 2007). Proses persepsi terdiri dari dua tahap, yaitu deteksi dan rekognisi. Deteksi terjadi pada saat manusia menyadari adanya stimulus (bottom up processing), dan rekognisi terjadi ketika manusia menginterpretasikan arti dari stimulus tersebut serta mengidentifikasinya dengan pengalaman/pengetahuan sebelumnya (top down processing).

Stimulus yang diterima oleh sistem indera tubuh kemudian diterima manusia sebagai informasi dan disimpan dalam ingatan sensori. Ingatan ini memengaruhi persepsi manusia dan kemudian menjadi ingatan kerja (ingatan jangka pendek). Informasi baru dijaga dalam ingatan dengan adanya proses mental dan kemudian disimpan dalam ingatan jangka panjang. Dari hal tersebut maka dapat dilihat apakah perhatian seseorang dapat tertangkap oleh memori atau tidak. [14]

Penyesuaian perhatian terhadap suatu perangsang mempunyai tiga bentuk, yaitu sengaja, tidak sengaja, dan habitual. Perhatian dapat dipusatkan pada sat kondisi badan, seperti: lapar, haus, sakit, dan suhu badan. Istilah “habitual” menunjukkan pada kecenderungan individu untuk memperhatikan kekuatan merangsang jenis tertentu dalam setiap keadaan lingkungan dengan meninggalkan perangsang-perangsang lainnya. Memperpanjang perhatian akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan di antara anak-anak atau orang yang lebih tua yang tigdak dimotivasi oleh minat atau keinginan yang besar untuk mencapai suatu tujuan khusus.[15]



D.  Teori  Tentang Perhatian

Teori perhatian, pada awalnya teori perhatian menyatakan pada setiap individu hanya sanggup memproses sejumlah informasi yang sangat terbatas pada suatu waktu. Teori ini didasarkan pada konsep leher botol (Bottle neck concept). Namun, pada dewasa ini teori ini banyak dikritik oleh banyak orang, sebab dalam kenyataannya kaasitas perhatian individu sangat fleksibel dan sangat bergantung pada jenis tugas dan banyak latihanyang pernah dilakukan. Contohnya setelah satu semester seorang mahasiswa melakukan perkuliahan aktif di kelas, malka ia dapat memahami dan mendengarkan penjelasan dosen juga mencatat hal-hal penting di buku daam waktu bersamaan. Meskipun pada awalnya pekerjaan ini sukar dilakukan oleh mahasiswa. (Suherman, 2005: 42)





a.       Teori filter (Filter Theory)

Menurut anggpan teori ini, seleksi terjadi pada perhatian berlangsung pada tahap awal pemprosesan (input) bukan pada tahap terakhir, yakni pada saat orang akan merespon. 

1.    Switch Model

     Broadbent (1958) , menyatakan teori ini sebuah model bahwa proses perhatian berlangsung seperti tombol untuk menghidupkan dn mematikan. Jadi, perhatian hanya dapat memusat pada stimulus sementara stimulus yang lain diabaikan dalam waktu yang sama.

2.    Attenuator Model

     Anne Treismen (1960), mengungkapkan teori seleksi di awal atas dasar berbagai macam tombol mekanik yang digunakan. Jadi proses perhatian bekerja pada saat respon keluaran (output)bukan pada saat proses (input). Semua informasi dianggap dapat membangkitkan ingatan jangka panjang.

b.      Teori Kapasitas (Capacity Theory)

Teori perhatian didasarkan pada asumsi bahwa individu memiliki keterbatasan kemampuan dalam proses masukkan informasi yang sangat banyak. Teori ini mencoba mendekati hal-hal tersebut bahwa bahwa sumber kognitif ini terbatas. Proses perhatian adalah menetukan yang mana diantara tugas itu yang harus diselesaikan dan seberapa baik tugas itu dapat diselesaikan. (Ellis dan Hunt, 1993, dalam Suhernan, 2005: 45-46)[16]

Dalam artikel lain disebutkan teori perhatian, diantaranya sebagai berikut:

1.    Teori Hambatan (Bottleneck Theory)

Teori hambatan menggambarkan proses yang menggunakan saringan untuk  memblokir satu saluran sementara yang lain memproses informasi. 

2.    Teori Daya Tahan (Capacity Theory)
baik teori hambatan dan teori daya tahan diperlukan untuk menjelaskan

beberapa tugas saling mengganggu satu sama lain,dan yang lainnya tidak.

3.    Teori banyak mode (multimode theory)
teori banyak mode tentang perhatian didasarkan pada dua teori sebelumya dan menambah dimensi baru yang disebut, "mode seleksi." mode seleksi dapat dilihat pada sebuah kontinum dengan "modus awal" pada salah satu ujungnya dan "modus akhir" di sisi lain. 

4.    Model Treisman’s ( Cherry: 1953 & Moray : 1959 ) bagaimana subjek boleh mendengar perkataan bayang jika saluran tidak memeberi perhatian 

5.    Model Pemilihan Ingatan adalah stimuli yang mempunyai kombinasi 

yang tertinggi dan dengan itu dipilih untuk pemprosesan seterusnya.

6.    Teori Keupayaan yaitu usaha mental yang dipengaruhi oleh bentuk tugas atau aktivitas.[17]



E.  Hubungan Antar Perhatian

a.      Faktor Yang Mempengaruhi

Perhatian dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Adapun faktor yang mempengaruhi perhatian, antara lain:

1.      Pembawaan: Berdasarkan pembawaan seseorang maka ada orang yang sukar memusatkan perhatiannya kepada obyek tertentu dan demikian pula halnya ada orang yang mudah mengkonsentrasikan perhatiannya kepada sesuatu obyek tertentu.

2.      Keadaan jasmani: Hal ini dapat berpengaruh terhadap perhatian, seperti sakit atau lelah akan sukar untuk memusatkan perhatiannya kepada suatu obyek tertentu.

3.      Kebutuhan: Hal tersebut akan memunculkan perhatian terhadap obyek yang diperlukan. Kebutuhan adalah suatu motif atau dorongan bagi seseorang, dan dorongan tersebut mempunyai tujuan yang harus dicapai. Sehingga untuk mencapai tujuan itu, disamping memerlukan perhatian juga memerlukan perasaan dan kemauan.

4.      Keadaan alam sekitar: Hal ini memengaruhi timbulnya perhatian seseorang terhadap obyek tertentu, seperti: kekacauan, keindahan, keributan, dan lain sebagainya.

5.      Kemauan: Kemauan yang kuat akan memaksa seseorang untuk memusatkan perhatiannya kepada objek tertentu.

6.      Kesan-kesan dari luar: perangsang yang kuat yang datang dari luar dengan tiba-tiba menerik perhatian seseorang. [18]

7.      Faktor Usia: Menurut Winckuns ( Astuti, 2008: 24), berpengaruh dalam kemampuan konsentrasi individu.

8.      Faktor Psikologis: Eyesenk dan Byernel( Stermberg, 2008: 90), berpengaruh pada kondisi emosi, minat terhadap stimulus target yang sama besarnya dengan minat terhadap stimulus pengaruh tingkat kesulitan tugas perhatian tertentu. 

9.      Faktor pengetahuan dan pengalaman: Triesman dan Galade ( (Astuti, 2008: 24), hal tersebut berperan dalam usahauntuk meningkatan pusat perhatian.

10.  Asupan gizi: Suemantri (Astuti, 2008: 24), faktor gizi mempengaruhi rendahnya konsentrasi. [19]

Adapun faktor lain yang mempengaruhi pemusatan perhatian berdasarkan rangsangan, antara lain:

1.      Perubahan, perubahan perangsang merupakan salah satu hal yang mendapatkan perhatian tidak sengaja yang terkuat.

2.      Besarnya obyek, suatu obyek yang ukuran besarnya abnormal cenderung untuk menarik perhatian.

3.      Intensitas perangsang, Semakin kuat perangsang, mka semakin kuat pula kecenderungan kita untuk memperhatikan  obyek tersebut.[20]

4.      Perangsang yang berulang-ulang, perulangan menjadi hal yang menrikperhatian, contoh: perulangan suara atau sinar dalam frekuensi yang sering.

5.      Benda yang bergerak, suatu benda yang bergerak cenderung menarik perhatian dibandingkan dengan benda yang diam.

6.      Hal yang tidak biasa (mencolok), Hal-hal yang tidak biasa dalam lingkungan kita maka akan menimbulkan suatu perhatian yang besar bagi orang lain.

7.      Situasi sosial, Perhatian seseorang dapat diarahkan oleh orang lain terhadap sesuatu yang biasanya tidak diperhatikan olehnya.[21]



b.   Faktor Yang Dipengaruhi

Perhatian dapat mempengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Adapun faktor yang dipengaruhi perhatian, antara lain:

1.    Minat, yaitu suatu keadaan diman ssesorang mempunyai perhatian spontan akan timbul sehingga belajar dapat berlagsung dengan baik.

2.    Pengetahuan, yaitu untuk mengetahui pada diri seseorang maka sangat diperlukan adanya pengetahuan atau informasi tentang kegiatan atau objek yang diminatinya.

3.    Pengamatan, adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera.

4.    Tanggapan, yaitu gambaran pengamatan yang ditinggal dikesadaran sesudah mengamati.

5.    Persepsi, yaitu menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia.

6.    Ingatan (memory), yaitu kemampuanpada manusia untuk menyimpan dan menimbulkan kembali ap yang pernah dialami.

7.    Motivasi, yaitu sutu hasrat keinginan dan minat yang timbul pada diri seseorang terhadap objek tertentu.

8.    Prestasi, yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar 

9.    Keaktifan, yaitu Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.[22]



F.    Macam-Macam Perhatian

Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan kerja mental dan konsentrasi. Adapun beberapa bentuk perhatian berdasarkan jenis masing-masing, antara lain:

Ditinjau dari segi timbulnya perhatian, maka perhatian dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1.      Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul secara sendirinya dengan spontan. Perhatian ini berkaitan erat dengan minat individu.

2.      Perhatian tidak spontan, yaitu oerhatian yang ditimbulkan dengan sengaja karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya.

3.         Perhatian selektif (Selective Attention)

Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting

Dilihat dari banyaknya objek , maka dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1.      Perhatian yang sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya dap memperhatikan sedikit objek

2.      Perhatian yang luas, yaitu individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek pada suatu saat sekaligus.

Dilihat dari banyaknya objek, maka perhatian dapat dibagi menjadi dua, yaitu perhatian terfokus dan perhatian terbagi:

1.      Perhatian terfokus (Focused Attention)

Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.

2.       Perhatian terbagi (Divided Attention)

Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus.

Dilihat dari fluktuasi perhatian, maka perhatian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.    Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)

Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.

2.      Kurang perhatian (Lack of Attention)

Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki pencahayaan yang buruk.



G. Fungsi Perhatian

Menurut Stermburg (2008: 72), adapun fungsi dari perhatian secara singkat seperti berikut:

1.      Pendektsian sinyal individu dalam mendeteksi penempatan stimulus tertentu

2.      Penelusuran individu secara aktif terlibat dalam pencarian stimulus target secara aktif

3.      Dalam perhatian selektif individu memilih untuk mengikuti sejumlah stimulus dan mengabaikan stimulus yang lain

4.      Membagi perhatian secara terstruktur .[23]



H.  Cara Mengontrol Perhatian

Sebagaimana fungsi-fungsi psikis yang lain, maka perhatianpun dapat diketahu dengan berbagai cara. Adpun cara untuk mengetahui perhatian adalah sebagai berikut:

1.      Test burdon, tes ini terdiri dari huruf-huruf, gambar-gambar, angka-angka.

2.      Test Grunbaum, tes mencari bilangan terbesar dan terkecil.[24]

3.      Test kraepelin, tes yang berwujud sedaretan angka dan testee ditugaskan untuk mengumpulkan dan menjumlahkan angka-angka yang berdekatan.[25]



I.     Gangguan Perhatian

Salah satu gangguan dari perhatian adalah Attention deficit disorder (ADD) yang biasa diterjemahkan menjadi gangguan perhatian definisi menurut ensiklopedia bebas Wikipedia,  merupakan salah satu dari tiga subtipe dari attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD). Attention deficit disorder mirip dengan subtipe lain ADHD yang ditandaidengan oleh kurangnya perhatian, gangguan konsentrasi, disorganisasi, penundaan, dan pelupa, di mana hal itu berbeda dalam kelesuan, kelelahan , dan mengalami gejala lebih sedikit atau tidak ada hiperaktif atau impulsif khas ADHD subtipe lainnya.[26]



J.    Gejala kekurangan Perhatian

Terdapat beberapa gejala kekurangan perhatian, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Sering gagal untuk memberikan perhatian dekat dengan rincian atau membuat kesalahan ceroboh di sekolah, pekerjaan, atau kegiatan lainnya

2.      Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermaian

3.      Sering tampaknya tidak mendengarkan bila diajak bicara secara langsung

4.      Sering tidak menindaklanjuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan, atau tugas-tugas di tempat kerja

5.      Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan dan pelupa

6.      Sering menghindari, tidak suka, atau enggan untuk terlibat dalam tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental berkelanjutan

7.      Sering kehilangan hal yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan (misalnya mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau alat)

8.      Sering mudah terganggu oleh rangsangan asing.[27]

Daftar Pustaka



Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 1981.

Kartini Kartono. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju, 1996

Mansyur. Pengantar Ilmu jiwa Fenomologi. Bandung: Jemmars, 1983.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 1998.

Sardjoe.  Psikologi Umum. Pasuruan: PT Garuda Buana Indah, 1994.

Satiadarma. Persepei Orang Tua Membentuk Perilaku Anak. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2001.

Wayan Ardhana dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya:

Usaha Nasional, 1963.


http://id.wikipedia.org/wiki/Atensi (di akses pada tanggal 13 Mei 2013



















[1] Sardjoe, Psikologi Umum, (Pasuruan: PT Garuda Buana Indah, 1994), 217.

[2] Wayan Ardhana dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1963), 74.

[3] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset:1981), 56.

[4] Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1996), 111.

[6] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Pusat: Kalam Mulia, 1998), 175-176.

[11] http://id.wikipedia.org/wiki/Atensi(diakses pada tanggal  15 Mei 2013).



[12] Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Pembelajaran (diakses pada tanggal 30 April 2013)

[14] http://id.wikipedia.org/wiki/Atensi (di akses pada tanggal 13 Mei 2013).

[15] Wayan Ardhana dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1963), 74

[18] Ibid., 221-222.

[20] Satiadarma, Persepei Orang Tua Membentuk Perilaku Anak, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), 58.

[21] Wayan Ardana dan Sudarsono, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, 75-78.

[24] Sardjoe, Psikologi., 222-223.

[25] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi., 59.